Mengenal Kota Tua di Surabaya yang Sarat akan Sejarah

 

Image from: @didi_herde on Instagram

 

Surabaya memiliki banyak tempat bersejarah dan destinasi wisata yang beragam. Apabila kalian bosan berkunjung ke mal, datanglah ke kawasan kota tua yang sarat akan bangunan tempo dulu. Kawasan kota tua memiliki berbagai macam gedung kuno yang kental dengan suasana vintagenya, pasti dapat membuat kalian bernostalgia.

Pada artikel ini, kalian akan mendapat informasi mengenai Kota Tua Surabaya mulai dari lokasi, sejarah, sampai bangunan bersejarahnya. Mari simak informasi selengkapnya di bawah ini.

 

Lokasi Kota Tua Surabaya

Bagi kalian yang ingin mengunjungi Kota Tua Surabaya, silakan kunjungi Kecamatan Pabean Cantian, Bongkaran, tepatnya di Jalan Gula. Lokasinya pusat kota Surabaya ke Kota Tua jaraknya sekitar 4 km, sehingga kalian bisa menempuhnya dengan kendaraan bermotor sekitar 12 menit.

Saat berwisata ke kota tua, kalian tak perlu merogoh kocek, karena harga tiket masuk ke kawasan kota tua gratis dan tidak dipungut biaya apapun. Kalian juga dapat mengunjunginya selama 24 jam dan selalu buka setiap harinya. Kota Tua cocok bagi kalian yang sedang berlibur ke kota Surabaya dan mencari wisata spot foto gratis.

Sejarah Kota Tua Surabaya

Kota Surabaya tak akan menjadi salah satu kota dengan industri terbesar di Indonesia seperti saat ini tanpa bantuan Kali Mas, sebuah sungai yang membelah kota. Dahulunya, Kali Mas bermuara di Laut Jawa dan menjadi jalur masuk bagi kapal-kapal pedagang yang akan singgah di Surabaya.

Kala itu, VOC, penguasa kota Surabaya membagi wilayah di sekitar Kali Mas menjadi dua memisahkan antara penduduk dari Eropa dan Asia non Pribumi. Masing-masing kemudian membangun wilayahnya dengan segala rupa bangunan sesuai dengan gaya arsitektur masing-masing. Pembangunan ini berjalan secara besar-besaran, sehingga wilayah sekitar Kali Mas semakin ramai. Di sinilah awal mula dikenal sebagai Kota Tua Surabaya.

 

Berikut adalah bangunan bersejarah di kawasan Kota Tua yang masih digunakan.

 

  1. Hotel Arcadia

 

 

Image from: @photosuroboyo on Instagram

 

Bangunan bersejarah pertama adalah Hotel Arcadia menjadi bangunan cagar budaya di Surabaya. Hotel ini berdiri sejak tahun 1913 dan dibangun oleh kontraktor yang bernama Hollandsche Beton Maatschappij.

Bangunan ini dulunya menjadi kantor perusahaan terbesar di Indonesia yang bernama Geo Wehry & Co pada tahun 1867. Perusahaan tersebut bergerak di bidang perkebunan sebelum dialihfungsikan menjadi tempat penginapan.

Hotel Arcadia memiliki bentuk bangunan yang unik dan nyentrik. Gedungnya berbentuk persegi empat dan dibuat memanjang ke belakang. Bagian depan hotel dijadikan sebagai kantor dan bagian belakang dijadikan sebagai gudang. Masyarakat Surabaya dulunya mengenal hotel ini sebagai Ibis Rajawali.

 

2. Gedung Bank Mandiri

Image from: @permataanggita on Instagram

 

Bangunan bersejarah yang dapat kalian temukan di kota tua selanjutnya adalah gedung Bank Mandiri yang didesain oleh seorang arsitektur bernama Marius J. Hewitt pada tahun 1928. Bangunan ini sangat kental dengan gaya Art Deco.

 

Uniknya, sebelum dijadikan cagar budaya, ternyata bangunan ini difungsikan menjadi pabrik mesin Hindia-Belanda, lho. Di dalam gedung kalian akan menemukan desain interior yang tidak berubah sejak pertama kali dibangun.

Selain itu, Museum Bank Mandiri mengoleksi berbagai macam benda klasik seperti disket, mesin ketik, mesin kasir, hingga beberapa foto yang menampilkan potret Kota Surabaya pada jaman dahulu.

3. De Javasche Bank

 Image from: @trihapsari_santi on Instagram

Bangunan bersejarah yang dapat kalian temukan di kota tua adalah De Javasche Bank. Tempat ini dulunya merupakan bank sentral yang berfungsi untuk mengawasi peredaran uang, seperti Bank Indonesia saat ini.

Gedung De Javasche Bank di Surabaya ini telah berdiri sejak tahun 1829, kemudian sempat direnovasi pada tahun 1900-an karena dianggap kuno. Saat ini De Javasche Bank mengoleksi berbagai macam mesin percetakan uang kuno. Selain itu, kalian dapat melihat beberapa simpanan uang rupiah yang terbit pada zaman dahulu.

Gedung yang dimiliki oleh Bank Indonesia ini sudah tidak lagi difungsikan sebagai bank dan lebih banyak dipakai oleh anak-anak muda Surabaya menjadi spot berfoto tanpa biaya tiket masuk.

 

4. Jalan Gula

 

 

  Picture by Bakpia Ulir

 

Terakhir, ada kawasan bersejarah yang menyimpan rekam jejak perekonomian kota Surabaya di masa lalu. Jalanan sempit ini dulunya difungsikan sebagai penghubung antara area sungai Kalimas di kawasan timur dengan area perdagangan di kawasan kota tua. Asal mula diberi Jalan Gula karena awalnya lokasi tersebut sering digunakan untuk kegiatan bongkar muat barang terutama komoditas gula yang datang dari kawasan pedalaman sekitar abad ke-19 dan 20.

Di sepanjang area jalan ini, kalian dapat menjadikannya sebagai kawasan untuk hunting foto. Nuansa vintage khas bangunan masa kolonial tentu membuat sebagian orang takjub akan kelawasannya.

Tembok-tembok bangunan yang mengelilingi jalanan ini usianya sudah lebih dari seabad, namun masih berdiri dengan kokoh meski cat temboknya sudah luntur termakan waktu. Jalan Gula akan membuatmu seakan-akan dibawa menuju lorong waktu dan kembali pada awal abad ke-20 karena nuansa klasiknya.

 

Nah, itulah informasi mengenai kota tua di Surabaya yang berhasil kami rangkum dalam satu artikel. Apakah kalian tertarik untuk mengunjungi tempat bersejarah tersebut?

Eits, satu lagi, pergi berwisata ke kota tua tak lengkap apabila belum membeli oleh-oleh khas Surabaya seperti bakpia ulir yang dapat menjadi camilan untuk kalian nikmati kapan saja!

Bakpia ulir khas Surabaya ini dapat menjadi bingkisan sekaligus oleh-oleh bagi orang terdekat kalian di rumah. Rasanya yang manis dan teksturnya yang lembut pasti membuatmu ketagihan untuk mencobanya. Yuk, langsung saja pesan bakpia ulir sekarang juga!

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *